Manfaat Daun Pegagan Untuk Kesehatan

Nama latin: Centella asiatica

Nama lain: Gotu Kola, Asiatic pennywort, Indian pennywort

Nama daerah: Di Jawa disebut pacul gowang, rendeng, gagan-gagan, kerok batok, Riau: pegago, kaki kuda, Sunda: antanan, Aceh: pegaga, Batak: ampagaga, Bali: taidah, Irian: sandanan, Ujung Pandang: pegaga, Bugis: dau tungke, Madura: kos tekosan, Halmahera: kori-kori.

Penyebaran tanaman: menyebar mulai dari Samudra India sampai ke daerah-daerah tropis di Asia, terutama tumbuh di Indonesia, pesisir pantai timur Madagaskar, Mauritius, dan Reunion.

Ciri-ciri tanaman: tumbuhan herba dengan batang horizontal, setiap ruas keluar akar dan menjalar di tanah. Merupakan herba tahunan tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm – 80 cm. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm – 15 cm berbentuk ginjal, dan pada pangkal berbentuk pelepah. Tepinya bergerigi, dengan penampang 1 cm – 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 – 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung tunggal, 3 sampai 5 bersama-sama keluar dari ketiak daun, tangkai bunga 5 mm – 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 – 2,5 mm, lebar lebih kurang 7 mm dan tinggi lebih kurang 3 mm, berlekuk 2, berwarna kuning kecoklatan dan berdinding agak tebal, baunya wangi dan rasanya pahit. Akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Tanaman ini terdapat di seluruh Indonesia, menyukai tanah yang agak lembap dan cukup mendapat sinar matahari seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalap), terdapat di daerah dengan ketinggian tidak lebih dari 2.500 m di atas permukaan laut.

Kandungan kimia: Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, dan zat samak. Senyawaan glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside dan senyawa sejenis yang berkasiat antilepra (Morbus Hansen).

Sifat kimiawi dan efek farmakologi: Rasa manis, sejuk. Anti infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air seni. Efek farmakologi utama dari pegagan ini diketahui berasal dari kandungan senyawa triterpenoid yaitu Asiatic acid, Madecassic acid, Asiaticoside, Madecassoside. Selain itu juga mengandung unidentified terpene acetate, camphor, cineole, campesterol, stigmasterol, sitosterol, senyawa-senyawa polyacetylene, kaempferol, quercetin, myo-inositol, vellarin, asam amino, dan resins. Berdasarkan penelitian farmakologi yang dilakukan, pegagan mempunyai efek merangsang pertumbuhan rambut dan kuku, meningkatkan perkembangan pembuluh darah serta menjaganya dalam jaringan penghubung (connective tissue), meningkatkan pembentukan mucin (zat utama pembentuk mucus) dan komponen-komponen dasar pembentuk lainnya, seperti hyaluronic acid dan chondroitin sulfate, meningkatkan daya kompak (tensile integrity) dermis (jaringan kulit di bawah epidermis), meningkatkan proses keratinisasi (pembentukan keratin) epidermis melalui perangsangan pada lapisan luar kulit, dan meningkatkan efek keseimbangan pada jaringan penghubung. Pegagan mengandung triterpenoids, beberapa macam vitamin yaitu A, B, E, G, dan K, dan mengandung nilai nutrisi yang membantu vitalitas tubuh kita dan berfungsi sedatif.

Dosis yang direkomendasikan dalam pemakaian kaki kuda/pegagan

  • Herba kering: ¼ – ½ sendok teh pegagan kering diseduh dengan 150 ml air mendidih selama 10 menit, 3 kali/hari.
  • Bubuk: 1.000 – 4.000 mg, 3 kali/hari (biasanya dalam kapsul).
  • Tincture: (1:2, 30% alcohol) 30 – 60 tetes (sama dengan 3 ml – 5 ml ukuran sendok teh obat), 3 kali/hari.
  • Ekstrak: 60 – 120 mg/hari; atau tergantung masalah penyakit.
  • Herba segar: 30-60 gram direbus dengan 3 gelas air menjadi 1 gelas air.
  • Untuk pemakaian luar: pegagan segar digiling halus dan ditempelkan di bagian yang akan diobati (herpes zoster, eksim, dll).

Untuk pencegahan, dapat digunakan dengan dosis 0,5-1 gram pegagan kering atau 4-8 gram pegagan segar satu hari. Dari hasil penelitian juga dilaporkan bahwa tumbuhan ini praktis tidak toksik atau aman digunakan. Jadi, tidak perlu ditakuti bahwa kelebihan takaran akan menyebabkan efek samping. Penyajiannya bisa dilakukan dalam bentuk teh (dikeringkan dan direndam dalam air seperti teh) atau pegagan segar diseduh dengan air panas selama 10 menit. Di Eropa dan Amerika, pepagan tidak dianjurkan untuk dipakai oleh usia di bawah 19 tahun. Akan tetapi di beberapa negara di Asia (termasuk di Indonesia), anak-anak sejak kecil sudah biasa lalapan daun pegagan.

Baca Juga Manfaat Jahe Merah

Manfaat Pegagan

Di India, pegagan telah lama dipakai sebagai obat untuk banyak penyakit misalnya: lepra, psoriasis, sipilis, kanker, hemaroid, artritis, TBC, melancarkan sirkulasi darah ke otak sehingga pegagan dipercayai juga sebagai tonikum otak dan menguatkan memori, menurunkan demam, panas dalam, konstipasi, dan lain-lain. Pegagan juga membantu menghilangkan kelelahan mental dan fisik, sehingga menenangkan sekaligus meningkatkan stamina dan energi. Ahli pengobatan herbal di China menggunakan pegagan untuk masalah emosi: depresi, insomnia, gelisah, stres, dan kecemasan. Pegagan mempunyai kandungan yang bisa merevitalisasi syaraf dan sel otak, dan disebut ‘makanan untuk otak’ karena berpengaruh langsung pada pusat syaraf di otak. Sehingga pegagan sering dipakai untuk memperkuat daya ingat, terutama ketika akan menghadapi ujian. Selain itu mereka menganggap pegagan mampu memperpanjang usia, sehingga disebut “the miracle elixirs of life“, dengan legenda seorang ahli pengobatan herbal dari China yang hidup sampai lebih dari 200 tahun dan mempunyai 23 istri karena tiap hari makan pegagan. Akhir-akhir ini di Eropa dan Amerika, pegagan dipakai oleh untuk masalah yang berhubungan dengan pembengkakan jaringan misalnya scleroderma, psoriasis arthritis (artritisa yang berhubungan dengan psoriasis), anklylosing spondylitis (arthritis pada tulang belakang), dan rheumatoid arthritis. Bahkan penelitian terakhir menyatakan bahwa pegagan bisa dipakai untuk menurunkan hipertensi, mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan daya ingat dan kecerdasan, menurunkan kadar kecemasan, dan melancarkan peredaran darah pada varises (HealthandAge.com). Di India, para ahli pengobatan herbal menggunakan pegagan sebagai tonikum otak dan tonikum untuk panjang usia. Dengan karakternya yang dingin, tumbuhan ini juga digunakan sebagai anti-infeksi, anti-toksik, antipiretik, dan diuretik. Dalam sistem pengobatan ayurvedic di India, ini dibuat dalam bentuk sirup tanpa alkohol untuk pengobatan epilepsi. Selain itu, di Thailand, juga digunakan sebagai tonikum dan obat diare. Di Sri Langka, tumbuhan ini banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan pengeluaran air susu, sedangkan di Vietnam digunakan untuk mengatasi lemah badan karena usia lanjut (senility). Di Indonesia sendiri, pegagan selain dipakai sebagai herbal obat, juga dimakan sebagai lalap. Menurut Rumphius, pegagan digunakan untuk menyembuhkan luka, sakit perut, obat cacing, dan kencing batu. Menurut Kloppenburg, tumbuhan ini juga digunakan sebagai obat demam, pembersih darah, hemoroid, batuk kering, dan penyakit anak-anak hidung berdarah. Ridley juga menyatakan tumbuhan ini digunakan untuk obat kusta dan sipilis. Lebih kurang 90 persen dari seluruh wanita yang berumur 18 tahun ke atas menderita selulit atau sering dikenal dengan orange-peel skin. Selulit merupakan kombinasi dari lemak, toksin (cellular wastes), dan air yang berbentuk massa, seperti gel yang terjebak pada jaringan penghubung di bawah permukaan kulit. Jaringan penghubung akan menebal dan mengeras sehingga menimbulkan bentuk seperti lesung tidak datar. Ini memberikan bentuk yang tidak bagus pada tubuh sehingga kadang-kadang menyebabkan seseorang rendah diri. Biasanya terjadi pada pinggul dan paha, tetapi juga bisa terjadi pada lengan, perut, dan pundak. Pegagan merupakan salah satu tumbuhan yang efektif digunakan untuk mengatasi selulit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa 80 persen wanita yang diobati dengan pegagan memberikan hasil yang memuaskan dalam pengobatan selulit. Hal ini sangat berhubungan dengan kemampuan pegagan dalam memperkuat struktur jaringan penghubung dan mengurangi pengerasannya dengan bekerja secara langsung pada fibroblast. Untuk hasil yang lebih memuaskan, disarankan untuk mengonsumsi pegagan selama 3 bulan karena untuk pengobatan selulit memang memerlukan waktu yang lebih banyak.  Selain itu, sejalan dengan mekanisme kerja pegagan pada tubuh, tumbuhan ini juga terbukti secara klinik mampu mengobati luka bakar, sirosis hati, keloid, scleroderma, dan gangguan pembuluh vena. Hal yang menarik sekali adalah pegagan ini dapat juga digunakan sebagai pengganti ginkgo biloba terutama untuk mengatasi kepikunan dini atau meningkatkan kecerdasan. Tidak mengherankan apabila orang-orang yang sering lalap pegagan atau minum teh herbal pegagan nampak awet muda dan sehat serta kuat memorinya. Anda bisa mendapatkan daun pegagan kering yang telah dicampur dengan teh hijau dan pegagan bubuk yang telah dikemas dalam kapsul. Anda juga bisa mendapatkan pegagan segar gratis di sawah, tempat lembap yang banyak airnya dan merebusnya sebagai teh herbal maupun melalapnya sebagai teman makan nasi.

Sakit maag dan perut kembung

5 gram pegagan, 1 gram pupus pepaya, 7 gram adas, 3 gram jinten, 5 gram kencur (diparut), 5 gram sembung, 6 gram daun pooh, 5 gram pulosari, 2 gram ketumbar, dan 10 gram falerian. Semua bahan direbus dengan 500 ml air dan diminum untuk 1 hari.

Demam dan menambah nafsu makan

5 gram pegagan diseduh dengan air secukupnya, ditumbuk dan diperas sebagai pengganti air teh.

Asma dan batuk

2 genggam pegagan segar dan air secukupnya ditumbuk dan diperas untuk diambil airnya, diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir selama 14 hari.

Sariawan usus dan disentri

2 genggam pegagan segar, 1 jari rimpang kunyit, 1 sendok teh rasuk angin (serbuk), 9 butir ketumbar,  110 ml air, ditumbuk, tambahkan air, dan disaring. Dididihkan dan minum 1 kali sehari 100 ml selama 7 hari.

Tyfus

1 genggam daun kaki kuda, ½ genggam daun jintan dan 5 batang tapak liman, semua bahan tersebut dicuci bersih dan dikukus untuk diambil airnya, ditambah dengan 1 sendok makan madu dan diminum.

Busung

tumbuhan kaki kuda lengkap (akar, batang dan daunnya), 3batang alang-alang, 1 potong kulit kamboja, semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal  ½ gelas, diminum 3 kali sehari 1 cangkir.

Sakit Kepala

1 genggam daun kaki kuda dan seujung sendok makan jintan  direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal  ½ gelas, disaring dan ditambah dengan 1 sendok makan madu, kemudian diminum.

Keracunan jengkol

10-15 daun kaki kuda direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 ½ gelas disaring dan diminum.

Ayan

Daun kaki kuda yang sudah kering dan gula aren secukupnya, daun kaki kuda ditumbuk halus kemudian diambil 1 sendok dan dicampur dengan gula aren secukupnya. Kedua bahan tersebut diseduh dengan 1 gelas air panas (masak), disaring dan diminum, diulangi secara teratur.

Demam

Satu genggam (30-60 gram) pegagan segar ditumbuk, tambahkan air lalu diperas dan disaring, boleh ditambah sedikit garam. Minum dalam keadaan perut kosong, 3 kali sehari.

Rejuvenasi dan insomnia

Minum campuran jus pegagan dari 30-60 gram daun segar yang ditumbuk, diperas, dan dicampur dengan susu.

Kesehatan umum

1/2 sdt pegagan kering atau segar (30-60 gram) direbus dengan beberapa iris jahe, tambahkan gula merah atau madu secukupnya.

Wasir dan konstipasi

Minum air rebusan 30-60 gram pegagan segar yang dicampur dengan beberapa siung bawang merah.

Sariawan di mulut

Tumbuk daun pegagan sampai halus, lalu tempelkan di tempat yang luka. Bisa juga minum rebusan daun pegagan.

Cacingan

1/2 sdt pegagan kering diseduh dengan air mendidih selama 20 menit, minum hangat-hangat.

Menaikkan stamina dan panjang umur

Tumbuk segenggam daun pegagan bersama kunyit. Peras dan saring airnya, kemudian dicampur madu dan kuning telur ayam kampung.

Anti batuk dan asma

Sering makan lalapan daun pegagan sebagai sayur lalap.

Eksim dan kurap

Tumbuk daun pegagan dan tempelkan di tempat yang terkena eksim.

Influensa

Minum air rebusan 30-60 gram pegagan segar yang telah dicampur dengan beberapa iris jahe.

Menetralkan kadar gula dan tekanan darah

30-60 gram herba pegagan segar atau 1/2 sdt pegagan kering direbus dan diminum airnya.

Sinusitis

30-60 gram pegagan segar yang direbus dengan tiga gelas air hingga menjadi satu gelas, ditambah sedikit merica.Pemakaian pegagan (maupun umumnya pemakaian herba lainnya juga) tidak dianjurkan lebih dari 6 minggu. Bila ingin melanjutkan lebih dari 6 minggu, dibutuhkan waktu 2 minggu jeda. Kandungan Asiaticoside pada pegagan pada sebuah penelitian ilmiah telah menyebabkan terjangkitnya tumor pada tikus, tapi hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut (HealthandAge.com); jadi orang yang mempunyai sel tumor atau kanker dianjurkan lebih baik tidak mengasup pegagan.Efek samping: Jarang ditemukan efek sampingan setelah mengasup pegagan, akan tetapi ada beberapa keluhan sebagai berikut: alergi pada kulit dan kulit terasa panas seperti terbakar (pada pemakaian luar), pusing, perut terasa kurang enak, mual, sakit kepala, dan rasa mengantuk berat pada pemakaian dosis tinggi. Wanita hamil tidak dianjurkan mengonsumsi pegagan karena bisa terjadi keguguran spontan. Karena pegagan tidak direkomendasikan untuk bayi, maka wanita yang sedang menyusui dianjurkan untuk tidak mengasup pegagan. Sedangkan manula, 65 tahun ke atas dianjurkan memakan dosis setengah takaran standar. Untuk pemakaian yang serius, perlu dikonsultasikan dengan ahli herbal.

MANFAAT DAUN PEGAGAN

Seorang teman bercerita, betapa frustrasinya ia menumpas tuberkulosis (TB) paru-paru. Digempur pakai obat-obatan medis, si penyakit tetap saja eksis. Ia juga panik, karena katanya, bakteri TB bisa kebal terhadap gempuran obat yang diracik apotik. Untunglah, saat nyaris frustrasi, ia “menemukan” pegagan dan kawan-kawan.

Menjalani “takdir” sebagai penderita TB paru-paru memang tak gampang. Jika tidak ulet, alih-alih sembuh, pasien bisa mati bosan. Maklum, proses penyembuhan TB, selain cukup sulit, juga makan waktu lama, berkisar 3 – 6 bulan. Itu pun dengan catatan, pasien berdisiplin minum obat dan rajin memeriksakan diri ke dokter.

Lamanya pengobatan itulah – apalagi jika disertai kendala biaya – yang kerap menyebabkan pasien frustrasi. Ya frustrasi minum obat, ya bosan menanggung derita. Padahal, disiplin minum obat menjadi faktor penentu dalam proses penyembuhan. Pengobatan yang tidak tuntas dapat menyebabkan bakteri TB resisten terhadap beragam obat konvensional, termasuk obat kombinasi.

Dengan kata lain, pasien TB sebenarnya dilarang keras menoleransi kata bosan, apalagi sampai putus asa. Itu sebabnya, buat teman tadi, perjumpaan dengan pegagan dan kawan sejawatnya menjadi sangat berarti. Paling tidak, ia merasa tak “sendiri” lagi menghadapi tuberkulosis. Ketika banyak sanak saudara dan handai taulan menjauh lantaran takut tertular, pegagan dan kawan-kawan menjadi teman paling setia.

Yang paling penting, harga mereka murah dan tak membuat kantung cekak jika dikonsumsi dalam kurun waktu lama.

Mematikan dan bikin bosan

Tuberkulosis pertama kali diketahui keberadaannya tahun 1882 oleh ahli bakteri Jerman, Robert Koch. TB tergolong penyakit menahun nan mematikan.

Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT, 1995), sebagai penyebab kematian secara umum, TB menduduki peringkat ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan infeksi saluran napas. Namun, khusus di kelas penyakit infeksi, ia ada di posisi nomor satu.

TB umumnya dipicu oleh perumahan yang kurang sehat, terutama di tempat yang memiliki tingkat hunian sangat padat. Bisa juga lantaran makanan yang disantap kurang bergizi, serta kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan. TB ditandai oleh hadirnya bakteri tahan asam bernama mikobakteria tuberkulosis yang memiliki sifat rada beda dari kuman lain pada paru-paru.

Sifat-sifat berbeda itu di antaranya cepat mati bila terkena sinar Matahari, cepat mati jika berada dalam air mendidih, dan akan mati setelah 24 jam terkena cairan karbol 5%. Namun sebaliknya, basil tuberkulosis dapat hidup berminggu-minggu dalam ludah, di tempat yang sejuk, dan berbulan-bulan di tempat yang gelap. Ia juga dapat dengan mudah menular lewat hidung atau mulut.

Penderita TB paru-paru, seperti yang terjadi pada teman tadi, merasa badannya lemah dan nafsu makan berkurang. Timbul batuk yang kadang disertai darah (awalnya cuma sedikit), muka pucat dan berat badan terus berkurang, serta suhu badan naik terutama pada petang dan malam hari. Selain itu, pada malam hari penderita sering mengeluarkan keringat, kadang suaranya berubah menjadi parau atau serak.

Dengan suara parau, teman tadi terus bercerita, termasuk pertemuannya dengan seorang kawan lain yang membawa pencerahan. Kata teman sang teman, mengandalkan obat-obat medis memang tidak salah, tapi melengkapinya dengan meminum air rebusan tumbuhan berkhasiat layak dicoba. “Kalau Tuhan mengizinkan, bisa sembuh lebih cepat,” jelasnya.

Sejak itu, asa teman tadi tumbuh kembali. Ia mencoba mencari tahu, beragam tanaman obat yang telah diteliti oleh berbagai institusi penelitian maupun perguruan tinggi di Indonesia. Ia mendapati, ternyata cukup banyak tanaman obat yang secara empiris telah dikenal masyarakat. Beberapa tumbuhan yang sempat tercatat, antara lain pegagan, singawalang, bunga tembelekan, dan bumbu tali.

Menghambat & menghancurkan

Pegagan atau nama kerennya Centella asiatica itu tumbuhan liar yang ada di dataran rendah, sampai sekitar 2.500 m di atas permukaan air laut.

Secara empiris, biasa digunakan sebagai tonik, antiinfeksi, antirematik, penenang, mempercepat penyembuhan luka, dan diuretik. Berbagai penelitian telah dilakukan guna mendukung manfaat empirisnya.

Misalnya, penelitian yang merujuk pegagan sebagai antiinflamasi, antioksidan, antitumor, atau untuk meningkatkan daya ingat (susunan saraf pusat), eksem (luka terbuka), dan hepatitis. Hal itu berkaitan dengan kandungan senyawa yang dimiliki pegagan, yaitu asiaticiside, thankuniside, medecassoside, brahmoside, brahminoside, madastic acid, vitamin B1, B2, dan B6.

Penduduk asli India dan Malaysia konon suka menanam dan menyimpan pegagan dalam bentuk ready stock, agar siap digunakan sewaktu-waktu. Oleh warga dua bangsa itu pegagan lazim disimpan dalam bentuk kering untuk mengobati beragam penyakit. Terkadang mereka juga membuat jus daun segar, yang diminum untuk menghilangkan pusing ringan.

Dari berbagai penelitian in vitro terhadap pegagan menemukan kemampuannya menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus, Escherechia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau ekstrak etanol, tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Laorpuksa A. dan kawan-kawan dalam penelitian pada 1988 membuktikan, estrak air pegagan dapat melawan bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran napas. Sementara Herbert D. dan kawan-kawan dari Tuberculosis Research Center di India mencoba efek pegagan pada bakteri tuberkulosis H37Rv secara in vitro. Hasilnya, pegagan tidak langsung berefek pada bakteri tuberkulosis. Namun, Herbert menyarankan penelitian lebih lanjut terhadap senyawa aktif asiaticoside.

Feeling Herbert terbukti benar. Berdasarkan penelitian lanjutan, senyawa aktif pegagan itu ternyata dapat melawan Mycobakterium tuberculosis dan Bacillus leprae (Oliver-Bever, 1986). Penelitian berikutnya yang dilakukan Walter H. Lewis juga menyatakan, pegagan termasuk kelompok tanaman yang menghasilkan zat seperti antibiotika dan asiaticoside.

Keampuhan pegagan juga telah diuji coba oleh Boeteau P. dan kawan-kawan, yang menginokulasi binatang percobaan marmut dengan bakteri basilus tuberkulosis selama 15 hari. Injeksi 0,5 ml 4% asiaticoside yang diberikan pada marmut, terbukti dapat mengurangi jumlah lesi tuberkular di paru-paru, hati, dan limpa. Senyawa asiaticoside membuat pegagan tak hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri tuberkulosis, tapi juga berpotensi sebagai imunomodulator – peningkat daya tahan tubuh.

Secara empiris, pemanfaatan pegagan untuk membasmi tuberkulosis paru-paru dapat dilakukan dengan berpedoman pada resep berikut. Cuci 30 – 60 g pegagan segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, dan diminum 3 kali sehari. Untuk TB kulit, lumatkan pegagan, kemudian tempelkan pada bagian yang sakit. Kajian etnobotani di Bogor.

Masih ada sejawat pegagan yang bermanfaat serupa. Singawalang (Pertiveria alliacea), menurut R. Indra Pandu Gunawan, yang melakukan kajian etnobotani di salah satu kampung di Bogor, Jawa Barat, juga dapat digunakan untuk mengobati tuberkulosis. Kesimpulan itu diambilnya setelah masyarakat di kampung yang diteliti itu sukses menggunakan singawalang untuk mengobati batuk darah akibat TB.

Weniger B. pada 1988 pun menyatakan, masyarakat Haiti, Republik Dominika, telah sejak lama memanfaatkan tanaman ini untuk mengobati radang paru-paru. Singawalang sendiri merupakan tanaman berbentuk semak, tingginya bisa mencapai 1 m. Secara empiris, singawalang sering digunakan untuk peluruh kencing, peluruh dahak, peluruh keringat, dan pereda kekejangan.

Penelitian in vitro memang menunjukkan, singawalang mampu melawan bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Namun, penelitian langsung pada bakteri tuberkulosis belum dilakukan. Dosis pemanfaatan singawalang: 5 lembar daun yang telah dicuci bersih ditumbuk sampai halus. Hasil tumbukan diseduh dengan air panas, dibubuhi garam dan gula merah secukupnya. Aduk sampai larut, saring dan minum setelah dingin. Frekuensi meminumnya dua kali sehari.

Masih ada lagi yang namanya bunga tembelekan (Lantana camara). Tumbuhan ini dapat hidup secara liar atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Perdu setinggi 0,5 – 4 m dan berbau ini secara empiris berkhasiat meredakan demam, penawar racun, penghilang nyeri, dan penghenti perdarahan. Ia tumbuh di dataran rendah sampai 1.700 m di atas permukaan laut.

Untuk melawan tuberkulosis paru-paru dengan batuk darah, digunakan bunga tembelekan kering sebanyak 6 – 10 g, direbus dalam 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa separuh. Setelah dingin, air rebusan itu disaring, dibagi untuk 3 kali minum (pagi hari, siang, dan sore) masing-masing setengah gelas.

Jangan lupakan juga tanaman bambu tali (Asparagus cochinchinensis). Tumbuhan asal Cina, Jepang, dan Korea itu tingginya dapat mencapai 1,5 m. Daunnya berwarna hijau, berbentuk helai panjang, runcing, dan halus. Bagian yang digunakan untuk obat adalah umbinya. Untuk mengatasi penyakit tuberkulosis yang disertai batuk darah, digunakan 6 – 12 g umbi kering bambu tali, direbus dalam 1,5 gelas air. Air rebusannya diminum dalam keadaan hangat dua kali sehari, sampai penyakit sembuh.

Obat “hati”

Kalau mau digali lagi, sebenarnya masih banyak tumbuhan – berdasarkan pengalaman empiris nenek moyang – dipercaya dapat digunakan untuk memerangi TB.

Salah satunya daun legundi (Vitex negundo L). Untuk menggunakannya, 3/5 genggam daunnya dicuci, lalu direbus dengan air bersih sebanyak 3 gelas makan, sampai air rebusannya tinggal 3/4 gelas saja. Sesudah dingin, disaring lalu diminum dengan madu seperlunya. Frekuensi minumnya 3 kali sehari.

Ada lagi serbuk biji pronojiwo (Euhrseta horfieldii Benn). Untuk pengobatan diperlukan 3/4 sendok teh serbuk biji pronojiwo, diseduh dengan air panas sebayak 1/2 cangkir dan madu 1 sendok makan. Dalam keadaan suam-suam kuku, ramuan diminum 3 kali sehari. Atau bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis L). Ramuannya, 3 kuntum bunga kembang sepatu dicuci bersih, lalu digiling halus, diberi air masak 1/2 cangkir dan madu 1 sendok makan, kemudian diperas dan disaring. Ram diminum tiga kali sehari.

Bisa juga dicoba bidara upas (Merremia mammosa). Ambilah 1/3 jari bidara, dicuci bersih lalu diparut, diberi air masak 1 sendok makan dan madu 2 sendok teh, diperas dan disaring. Obat alami ini diminum tiga kali sehari.

Terakhir, daun gandapura (Gaultheria fragrantissima). Diperlukan 1 sendok makan serbuk kering daun gandapura. Bahan itu diseduh dengan air panas 3/4 cangkir dan madu 1 sendok makan. Seduhan diminum dalam keadaan suam-suam kuku. Frekuensinya 3 kali sehari.

Melihat begitu banyaknya alternatif, teman saya jelas makin girang. Kini ia tidak hanya lebih optimistis menyikapi hidup, tapi juga lebih telaten merawat tanaman-tanamannya, terutama tanaman pegagan dan kawan-kawan. Buat sang teman, mereka bukan hanya andalan baru untuk mengusir TB paru-paru, tapi juga mengisi sepi dan mengusir frustrasi.

Catatan :

Satu Tanaman Lain Sebutan Pegagan dikenal juga sebagai daun kaki kuda (Jakarta), antanan gede (Sunda), kori-kori (Halmahera), kolotidi menora (Ternate), gagan-gagan, gangagan, kerok batok, pantegowang, panigowang, rendeng (Jawa).

Nama lain bunga tembelekan adalah bunga pagar atau kayu Singapura. Di Sunda kerap disebut kembang satek, saliyara, tai ayam atau tai kotok. Sedangkan di Jawa kadang disebut oblo, puyengan, pecengan, atau waung.

Bambu tali atau bambu apus suka juga disebut awi tali (Sunda), deling apus, deling tangsul, jajang pring (Jawa) atau tiing tali, tiing tlantan (Bali). Tumbuhan lainnya, legundi, punya nama alias gendarasi (Palembang) atau langgundi (Minangkabau). Sedangkan bidara upas kerap disebut blanar (Jawa) atau hailale (Ambon).

2 tanggapan untuk “Manfaat Daun Pegagan Untuk Kesehatan

Tinggalkan komentar