‘Slamet Riyanto’ Guru Yang Mengabdi Dengan Menulis

Menulis hanya mengikuti ke mana air mengalir, tanpa punya ambisi tertentu. Menulis juga sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara. Itulah prinsip yang dipegang kuat oleh Slamet Riyanto, seorang guru bahasa Inggris SMAN 2 Gunungkidul. Namun tak disangka, kiprahnya dalam menulis justru membawa berkah tersendiri bagi pria kelahiran Gunungkidul, 6 Oktober 1965 ini.

Dalam perbincangannya dengan Edupost.ID beberapa waktu lalu, Slamet berkisah tentang perjalanan menulisnya. Menulis memang menjadi hobinya sejak kecil. Hobinya itu telah mengantarkannya menjadi juara 1 pada suatu lomba penulisan tingkat kecamatan.

“Awal menulis saat masih kelas V SD, saya menjadi juara 1 lomba menulis tingkat kecamatan,” ujar Slamet ketika dijumpai di kediamannya di Kepek, Wonosari, Gunungkiudul.

Setelah menjadi guru Bahasa Inggris, ia makin bersemangat untuk menulis. Hasilnya, terlahirlah buku – buku cerita berbahasa inggris yang sarat dengan pendidikan karakter. Selain itu, terbit pula karya lainnya seperti kamus bahasa Inggris, dan lainnya.

Namun, jangan pernah mengira perjalanan kepenulisan yang ditempuh Slamet selalu berjalan mudah. Pada awalnya, bukan cuma sekali ia ditolak oleh penerbit. Mondar-mandir dari penerbit satu ke penerbit lain, presentasi demi presentasi, ditambah lagi penolakan atas karyanya tak membuatnya putus asa, terus dilakukan berulang.

Beruntung ada penerbit yang akhirnya bersedia menerbitkan bukunya. Hingga akhirnya, terbitlah buku perdananya pada tahun 2002. Dan hingga kini, sudah lebih dari 150 judul buku terbit dan beredar di pasaran. Salah satu contohnya adalah

“Ada buku saya terbit hingga cetakan ke 10. Semua hasil tentu tak dinilai dengan uang,” tambahnya. Slamet memang tak pernah menilai hasil jerih payahnya itu hanya dengan uang. Menurutnya, dengan menulis buku ia bisa ke luar negeri. Dan ini tentunya lebih dari sekedar uang.

Ayah dua anak ini mengaku pernah mewakili Indonesia dalam Konferensi Guru Asia yang diselenggarakan di Bali pada tahun 2008. Kemudian, tahun 2009 di undang oleh Departemen Luar Negeri Amerika untuk melakukan workshop di Washington DC dan Philadelphia. Tahun 2016 ini, diberi kesempatan mendampingi mantan menteri Pendidikan, Anies Baswedan, mengikuti konverensi internasional di Dubai.

Beberapa judul buku hasil goresan tangan Slamet diantaranya; The Easy Way To Master English A Few Days (2002), Do It Please (2003), GATEway English For Active Communication (2004), A Handbook of English Grammar-An Effective Eay Towards Fluent English (2007), The Story of Joko Bodo (2008), Idiomatic Expressions in English (2011), The Complete English Grammar (2013), The Story of Timun Emas, The Legend of Dewi Sri, dan masih banyak lagi.

“Saya menulis jam satu malam tiap harinya. Kalau sore saya biasa tidur untuk istirshat,” kata Slamet menceritakan tentang rutinitas menulisnya.  Edupost.ID